Menurut
pandangan saya science tidak dapat menunjukkan bahwa tuhan itu ada atau tidak
ada. Hal ini terjadi karena:
- Science memiliki batasan empiris (harus bersangkut paut dengan pengalaman inderawi).
- Science memiliki tujuan intrinsik (tujuan science untuk science itu sendiri) dan erat hubungannya dengan materialisme. Gagasan tuhan tidak sejalan dengan idealisme science. Mari kita telusuri satu per satu: (1) Keterujian, apakah tuhan dapat diuji kebenarannya? membawa tuhan ke ranah empiris berarti harus mendefinisikan tuhan. Mendefinisi tuhan berarti membatasiNya. Para filsuf agama mungkin tidak senang. Siapkah agama-agama menjadikan tuhannya sebagai objek ilmiah? (Russel, 2004:2). Apakah konsepsi baru mengenai tuhan ini nantinya mau diterima oleh manusia, terutama yang menggunakan konsepsi lama mengenai tuhan dalam agama mereka? (2) Prinsip memperoleh kebenaran dan menghilangkan kesalahan. Bagaimana jika prinsip ini dihubungkan dengan tuhan?. Sebagian kemudian berpikir bahwa segala yang dikeluarkan oleh tuhan adalah benar. Kebenaran dari tuhan adalah kebenaran mutlak. Padahal kebenaran dalam science adalah kebenaran relatif. Dalam prinsip dasar inilah, science menjadi mati. Ketika science menemukan kebenaran mutlak, ia tidak dapat maju lagi karena ciri dari kemutlakan adalah ketidakberubahan. Selain itu, science tidak menyukai pluralisme teori, sementara dapat dipastikan kalau konsepsi manusia mengenai tuhan sangat bersifat plural. Kemunculan ilmu-ilmu melenyapkan kehendak tuhan didalamnya dan membawa tuhan ke wilayah kata benda. (3) Prediksi. Apakah tuhan dapat dimasukkan dalam komponen prediksi. Tuhan tampaknya disepakati oleh semua pihak memiliki ciri-ciri hidup yaitu berkehendak. Dapatkah science memprediksi suatu gejala alam jika kehendak tuhan dilibatkan disana?. Ada usaha untuk menunjukkan kalau kitab suci telah melakukan prediksi melebihi jamannya. Banyak penafsiran dalam beberapa agama yang mengaku kalau teks suci mereka memprediksi temuan science di masa modern (misalnya Sudarmojo, 2006 untuk Islam dan Schroeder, 2009 untuk Kristen). Hal ini adalah kesalahan memahami sifat science. Kitab suci bukanlah buku teori, ia memiliki proposisi-proposisi yang dapat ditafsirkan apapun tergantung pembacanya, berbeda dengan teori-teori science. Karena itu, prediksi yang dihasilkannya pun dapat benar atau salah, bukan tergantung pada teksnya, tapi pada penafsiran orang yang membacanya. Jika ditemukan di masa depan sesuatu yang meruntuhkan teori lama, dan ini sudah seringkali terjadi dalam sejarah science, siapkah kitab suci dinyatakan salah? Atau tafsir baru akan muncul dan kembali dibuat klaim kalau kitab suci telah memprediksi temuan baru tersebut? (4) Prinsip kemajuan, apakah keberadaan tuhan dalam science membawa pada prinsip kemajuan? Satu-satunya konsepsi tuhan yang mungkin dapat mendorong kemajuan atau setidaknya netral terhadap kemajuan science adalah konsep tuhan sebagai alam atau tuhan tipe deisme.
- Dengan dikembangkannya metode ilmiah oleh Descartes dan Bacon dan penemuan-penemuan besar oleh Copernicus dan Newton, science secara resmi berpisah dari agama. Science membangun sendiri pandangan dunia yang tidak menyertakan tuhan dalam pengembaraannya memahami alam (Russel, 2004:112). Kumpulan pengetahuan science tidak sama seperti agama ataupun kesenian. Agama berkenaan dengan pelestarian suatu kebenaran yang bersifat mutlak, sedangkan seni bersifat individual.
- Konsep tuhan tidak dapat bersesuaian dengan science. Penemuan science terus menggeser posisi tuhan sehingga tuhan hanya dapat dipakai mengisi celah-celah kecil dalam pengetahuan (God of the Gap) dan pada gilirannya, tuhan terhapus sedikit demi sedikit seiring terisinya celah tersebut oleh penemuan baru. Alih-alih menunjukan eksistensi, yang ada malah mereduksi keberadaannya.
- Science tidak mampu menggapai semua hal, sehingga science/nalar manusia tidak akan sampai pada tuhan.
Daftar pustaka
Suseno,
Franz Magnis. 2006. Menalar Tuhan. Kanisius.
Yogyakarta.
Widowati,
Asri. 2008. Diktat Pendidikan Sains. UNY. Yogyakarta. Available at: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/diktat%20Pendidikan%20Sains.pdf. Diakses pada Jumat, 14 September 2012, jam
20:00
Indopoint.
2012. Keberadaan Tuhan dan Sains Modern. Available at: http://indopoints.wordpress.com/2012/03/28/keberadaan-tuhan-dan-sains-modern-atheis-give-up/. Diakses pada Sabtu 15 September 2012, jam
14:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar